Mengundur Diri

Ke manakah bahagian bumi ini untuk aku membawa derita...

Kuturutkan juga kakiku melangkah...

Ku turutkan juga hatiku...

"Ehhh!!! Lu nak gi mana pulak masuk Highway ni... kita kan naik motor... line motor la bro.." 

"Ye ke.. La aku termengelamun tadi..." 

"Hoi bahaya mengelamun atas motor wehhh...meh aku bawak motor nanti almarhum kita..."

Bukan niatku menyinggung perasaanmu...

Tatkala kau menghampiri diriku...

Walau cinta bukan lagi teman aku di kala ini...

Kau mungkin berteka teki...

Antara aku ini dan dirimu...

"Adekkk...apa bikin sini dudo? Kalau mau join sama saya ka... sini saya tempat minuummmm.."

"Lahhh... ini tempat anney minum ke... sori anney... saya sudah ingat satu pomble (makwe) selalu sini central market depan jumpa sama saya..."

Kalau bisa ku tempa besi untuk melindungi hatiku dari tercalar dihiris cinta yang kejam...

Kerana hati ku begitu mudah terluka...

Bukan aku tak sudi padamu sayang...

Bukan sengaja ku sisihkan perasaan cinta itu...

"Ya encik.. apa mau welding ekzos ka mau potong ekzos? kasi kuat bunyi punya?"

"Haaa.. taraklah kasi tukar tayar saja taukey... sudah keluar dia punya besi maa..."

"Hohh.. manyak lama tarak tukat haaa... ini tayar sudah bengkak maa..."

Mungkin ini masanya aku harus mengundur diri...

Aku harus melenyapkan kenangan kita...

Kelak nanti meracuni hidupku...

"Hey mat jiwang!!! Aku tahu lah betapa patheticnya hidup kau.. kalau nak kongsi layan blues pon agak agaklah bro... tak larat aku layan jiwang karat kau ni lah... apa ni racun racun... bawak bawak istighfar bro..." 

"Ehhh.. penulis entry ni boleh sound pulak kat cerita aku... kan kau tahu aku punya life camne... bukan ke ni khayalan aku jer...?" 

"Hemmm... kau dah bawa pembaca masuk dimensi kau dan aku...pening kepala diorang baca nanti..."

Izin saya mengundur diri....