Sebarang karya nukilan yang ingin disalurkan untuk tujuan penyiaran, sila emailkan ke secret7writer@yahoo.com. Terima kasih.

Thursday, July 5, 2012

Kisah Cinta

9:00:00 PM | | Best Blogger Tips
Ironi. Hari tetap cerah walaupun gadis itu sedang berduka. Tidak tahu apa hari sedang cuba buat gadis itu ceria atau cuba ejek dia.

Keluhan dilepaskan lagi.

Perlahan, satu demi satu langkah, gadis itu berjalan ke arah pohon rendang itu. Daun kering memenuhi bawah pohon itu.

Aneh, betapa gadis itu dahulu sangat menyukai bunyi daun kering dipijak. Terasa meriah walau dia sendiri. Tapi hari ini, gadis itu membencinya. Membuat dia tambah sunyi dan mengingatkan dia bahawa dia kini sendiri.

Dia kini sendiri.

Hati gadis itu pedih sekali mendengarnya. Akalnya tidak mampu menerimanya. Dirinya bagai tidak mampu menafsirkannya.

Gadis itu angkat tangannya, menyentuh pohon itu. Menyentuh batangnya. Menyentuh ukiran di batang pohon itu. Ukiran nama gadis itu dan nama cintanya.

Dia larikan hujung jari tangannya di situ, menyentuh seperti orang buta. Merasai tiap lekuknya, tiap timbulnya.

Dia pejam mata. Terasa seperti kembali ke masa lalu.

Gadis itu merasakannya. Saat itu. Saat nafas pemuda itu menderu di sisinya. Pisau lipat yang sentiasa berada di genggamannya dilarikan ke permukaan batang pohon. Mulanya gadis itu kira dia hanya mahu melakukannya, tapi bila gadis itu amati, rupanya pemuda itu sedang mengukir namanya.

"Untuk apa itu, kau ukir namaku?" tanya si hadis.
"Mari ukir namaku di bawah namamu," sang pemuda tarik tangannya.

Gadis itu yang terduduk di dalam pelukannya, capai pisau itu dan mula ukir nama pemuda. Setelah sudah selesai, gadis itu pusing kepalanya dan menghadap muka sang pemuda. Pemuda itu tersenyum padanya, dan dia senyum semula.

Indah. Seolah olah saat itu matahari terbit. Seolah olah saat itu pelangi muncul. Seolah olah saat itu syurga miliknya. Dan saat itu, pemuda itu, syurganya, memang miliknya.

Gadis itu buka mata. Tersentak. Terkejut. 

Betapa kenangan itu memenuhinya. Betapa kenangan indah yang lalu mampu menjadi mimpi ngeri kini, saat cintanya bukan milik dia lagi.

Jatuh air matanya. Mengalir melalui cerun pipi, jatuh di lurah dagu. Tangannya yang masih di ukiran berubah menjadi genggaman.

Dia berusaha mencari kekuatan. Dia peluk tubuhnya. Dia sandarkan tubuhnya pada pohon itu. Berharap sedikit sebanyak pohon itu mampu memberi dia sedikit kekuatan agar tidak jatuh menjadi kepingan.

Jatuh air matanya. Membawa pergi sekali kekukuhan kakiku. Dia rebah di bawah pohon itu. 

Jatuh air matanya. Saat bicara pemuda itu kembali tergiang di telinganya. 

"Tiada restu dari orang tuaku untuk cinta kita,"

Jatuh air matanya. Dia semakin tenggelam dalam kesedihannya dan berharap malaikat maut mengambil nyawanya.

-----

"Jangan. Jangan biarkan aku hidup tanpamu," bisik sang pemuda.

Tangannya melingkar di pinggang gadis itu. Gadis yang kelihatan hanyut dalam kepedihannya. Gadis yang berlari meninggalkannya setelah dia beritahu kebenarannya. Gadis yang kini duduk meringkuk di bawah pohon mereka.

Gadis itu membuka mata. Dan melihat malaikatnya ada di depan mata. Semangatnya seakan diseru. Tapi semangat itu seakan luntur semula mengingat kenyataannya.

Dia menangis semula.

"Jangan bazirkan air matamu lagi," kata pemuda itu, menghapusnya.
"Tapi kita tak punya restu orang tuamu," tersedu sedu ayat dituturkan.

Pemuda itu menarik gadis itu dalam pelukannya. Dia mengusap rambut gadis itu. Perlahan. 

Berharap itu dapat menenangkannya. Berharap itu dapat meredakan tangisannya. Berharap itu dapat menyembuhkan lukanya. Berharap itu dapat menghentikan kesedihannya.

"Kita akan cari jalan untuk bersama," ujar pemuda itu. Perlahan tapi menyakinkan. Lembut tapi boleh diharapkan.

Gadis itu mengangkat kepalanya. Merenung mata si pemuda.

"Benarkah?"
"Yakinlah, aku mencintaimu," jawab si pemuda.

Gadis itu merebahkan kepalanya di dada pemuda. Semakin hanyut dalam pelukan hangat itu. 


Hak Cipta: The Gloomy Ayie

4 comments

July 7, 2012 at 1:40 PM

jalan cerita bagus... penceritaanpun bagus. lancar...

ps: realiti ada dalam dan bila dikisahkan dalam bentuk tulisan, seakan pedihnya hati orang tua... hidup ini berkembang... dejavu... klise akan berantaian sepanjang kembangnya generasi kamu... kena minta 'restu'

July 7, 2012 at 4:40 PM

kawin cepat... heeee....

July 7, 2012 at 8:03 PM

hubungan/restu tanpa restu orang tua jarang berjaya. apa apa pun, rasanya semula berbalik pada takdir Allah. terima kasih.

July 7, 2012 at 8:03 PM

hubungan/restu tanpa restu orang tua jarang berjaya. apa apa pun, rasanya semula berbalik pada takdir Allah. terima kasih.

Post a Comment
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...