'...Untuk apa lagi dijadikan kisah, andai tersurat, ia sudah lama tercipta...'
Aku duduk di atas pangkin mendongak ke langit yang cerah digemerlap oleh bintang-bintang yang sedang senang memandang. Terlihat jua, sang rembulan separa penuh saban malam bercumbu dengan lantunan cahya si matari merah.
Aku sua puntung rokok masih berbaki satu per tiga ke mulut. Sedut dalam-dalam asap nikotin itu agar meresap menenteramkan adrenalin yang sedang bergolak. Terngiang-ngiang suara gelak tawa kau, senyuman mulus berserta lesung pipit itu, mata bundar yang redup memandang aku tanpa jemu. Dakapan erat hangat mu itu, masih terasa walau bayu malam sedang meniup kedinginan sayu. Saat ini aku merasakan kau disisi sedang mendodoikan aku dengan melodi syahdu.
Di pangkin ini kau pernah berkata padaku; walau apa pun terjadi samada diduga atau tidak, pasti ada makna tersirat untok dimengertikan. Aku ingat walau sudah jauh aku berkelana meninggalkan kau sa-orang menerusi saki hidup, aku kembali semula ke sini tika mana dia mengatakan kau sudah pergi. Aku pulang dengan dikit harapan pada Rabbi, agar kita ditemukan buat kali terakhir. Namun ianya musnah kerna setibanya aku, kau sudah separuh dipenuhi tanah pamah yang bakal menjadi selimut untuk selamanya. Lalu aku jirus tanah-tanah itu dengan air mata agar ia meresap memberitahu kau di dalam sana bahwa aku ada di situ; tentunya tangis dalam mencari pengertian kenapa Tuhan tidak merestui untuk aku bertemu kau buat terakhir kalinya.
Malam yang indah itu berakhir dicemari sedu sedan sa-orang anak laki-laki kerinduan berserta asap rokok yang tak berbentuk mengejamkan.
Hak Cipta: APi
6 comments
yang pergi tetap akan pergi. yang hidup tetap perlu teruskan hidup. tabahlah, kawan. kuatlah. kuatlah.
kosong... aku lihat kau kosong...
ps: gaya penulisan yang baik... sangat baik...
suffyan razzaq: iya, itu sudah semestinya cuma manusia itu sentiasa hidup dalam kebergantungan.. itu saja
Bidadari Syurga: awan itu sedang mendung, mungkin lepas hujan iakan cerah semula.. =)
terima kasih.
ohh kisah ni macam lagu awan nano tu lah ye...
owh..sedih dan sakit lagi...
ini macam cerita - aku kena pergi hisap rokok!
abang bro: err, ni lain sikit abang bro.. =)
Iman Nur Aima: rokok itu membunuh! =)